Jumat, 26 November 2010

Karakter GEMINI & ULAR

Lincah, Pandai berbicara, Tidak Stabil, Mudah Berubah-Ubah, Mudah Gugup, Sangat Peka
Nomor Keberuntungan: 4,11,26,31,38.49
Aroma Keberuntungan: Bunga Lavender, Bunga Lily, Peppermint
Planet Yang Mengitari: Merkurius
Bunga Keberuntungan: Bunga Lily, Pakis
Warna Keberuntungan: Kuning
Batu Keberuntungan: Batu Safir Elemen Keberuntungan: Udara
Pasangan Serasi: Sagitarius
Gemini adalah simbol kecerdasan, memiliki banyak akal. Komunikasi dan bahasa sangat penting bagi mereka. Mereka memiliki kemampuan berkembang dan belajar yang tinggi. Umumnya para Gemini tidak stabil, reaksi terhadap situasi ditentukan oleh mood mereka. Bagi Gemini, keragaman adalah penyedap kehidupan. Mereka menikmati hasil yang mereka capai lewat kerja keras mereka sendiri. Gemini tidak menyukai rutinitas. Pengetahuan, pikiran yang cepat dan kepandaian jelas terlihat pada zodiak ini. Mereka mudah berubah-ubah. Simbol ini memiliki pesona alami dan energi karisma yang menarik semua zodiak. Mereka memiliki banyak ide yang dapat membuat kita tertarik, namun mereka cenderung cepat bosan jika mereka berada di sekitar orang yang tidak dapat mengikuti jalan pikiran mereka, dana cepat berpindah ke suatu tempat dimana orang di sekitarnya dapat mengikuti jalan pikiran mereka. Mereka biasa menikmati hidup mereka dan jarang melihat kembali kebelakang. Gemini dikenal dengan spontanitasnya dan kemampuan mereka berbicara mengenai segala hal. Mereka energik dan murah hati. Sikap plin plan mereka terkadang menyulitkan. Kamu tidak akan pernah tahu apa yang mereka pikirkan dan apa yang akan mereka lakukan. Cobalah bertanya pertanyaan yang sama pada hari berikutnya, maka kamu akan mendapatkan jawaban yang berbeda setiap harinya. Terkadang hal ini dapat membuatmu putus asa, namun dapat juga mempesonamu. 

Asmara para Gemini
: Jika kamu tidak dapat mengikuti pola pikir para Gemini, kamu tidak akan dapat bergaul dengan zodiak ini. Perubahan sikap adalah kunci memenangkan hati mereka. Gemini akan menggunakan kemampuan berkomunikasi mereka untuk merayu orang yang mereka sukai. Mereka cenderung menjauh dari orang yang tidak menantang mereka. Gemini memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan selama kamu dapat menimbulkan keingintahuan di hati mereka, mereka selamanya akan berada di sampingmu. Gemini menukai perubahan, mereka senantiasa mencari sesuatu yang lain, termasuk juga kekasih.


12 Shio - Karakter berdasarkan Zodiak Binatang Cina
Shio Ular - Karakteristik, Pekerjaan, Calon Pasangan

Feb.04,1905 to Jan.24,1906
Jan.23,1917 to Feb.10,1918
Feb.10,1929 to Jan.29,1930
Jan.27,1941 to Feb.14,1942
Feb.14,1953 to Feb.02,1954
Feb.02,1965 to Jan.20,1966
Feb.18,1977 to Feb.06,1978
Feb.06,1989 to Jan.26,1990

Popular dan diplomatis, Ular memiliki seni sensual untuk memperdaya musuh. Shio ini memiliki kombinasi menarik antara rasa social dan introvert, intuisi dan kemampuan berbisnis. Ular biasanya sangat beruntung dengan uang dan biasanya akan memiliki hidup yang maksimal, tak peduli bagaimana dia memandang uang; ini mungkin dikarenakan fakta bahwa Ular cenderung berhati-hati untuk menggunakan uang. Mereka lebih aktif secara mental dibandingkan fisik. Ular sering menunda segala sesuatu untuk menganalisa sebelum terjun ke segala sesuatu. Mereka menarik dan penggoda; Shio ini senang menghabiskan waktu sepanjang hari untuk membaca buku dan maka itu sering disalah artikan sebagai pemalas,
Ular sering merasa tidak aman dalam diri mereka sendiri dan cenderung lebih pencemburu, kekasih yang posesif dan dapat merusak hubungan mereka. Ular juga dikenal murah hati, dan kekasih yang mencintai dengan sepenuh hati. Sedikit berbahaya dan pintar, filosofi Ular dan intuisinya secara umum lebih menguasai daripada logika dalam hal perasaan dan insting. Ular akan bergantung dengan dirinya sendiri sebelum mencari saran orang lain. Ini menjadikan Shio ini berhasil dalam semua peluang bisnis, hati-hati dan berpikir dengan jauh diperlukan untuk memulainya.
Ular adalah pekerja keras (meskipun mereka tidak terlihat seperti itu) dan sangat pintar. Ular memiliki naluri yang baik, begitu mereka memulai sesuatu mereka akan berhasil. Oleh karena itu, rekan kerja dan karyawan mereka perlu mengikuti arah dari sang Ular jika tidak mau berurusan dengan dia!
Secara umum, Ular adalah murah hati dan lembut, menyenangkan. Ular perlu belajar untuk rendah hati dan membangun diri sendiri. Begitu Ular menyadari kepercayaan dalam diri sendiri, mereka akan nyaman dengan dirinya sendiri
Pasangan paling cocok untuk Ular adalah Ayam atau Kerbau.

Selasa, 23 November 2010

Kutetap Menanti

 
Extraordinary love, but you never know!
Ku akan menanti Meski harus penantian panjang Ku akan tetap setia menunggumu Ku tahu kau hanya untukku
Meski dirimu bukan milikku Namun hatiku tetap untukmu
Biarkan waktuku Habis oleh penantian ini Hingga kau percaya betapa besar Cintaku padamu ku tetap menanti


Meski dirimu bukan milikku Namun hatiku tetap untukmu Berjuta pilihan disisiku Takkan bisa mengantikanmu

Walau badai menerpa Cintaku takkan ku lepas Berikan kesempatan untuk membukt ikanKu mampu menjadi yang terbaik Dan masih menjadi yang terbaik

Ku akan menanti Meski harus penantian panjang Ku akan tetap setia menunggumu Ku tahu kau hanya untukku

Biarkan waktuku Habis oleh penantian ini Hingga kau percaya betapa besar Cintaku padamu ku tetap menanti

Walau badai menerpa Cintaku takkan ku lepas Berikan kesempatan untuk membuktikan Ku mampu jadi yang terbaik Dan masih jadi yang terbaik

Ku akan menantiMeski harus penantian panjangKu akan tetap setia menunggumuKu tahu kau hanya untukku

Biarkan waktuku Habis oleh penantian ini Hingga kau percaya betapa besar Cintaku padamu ku tetap menanti

Penantian panjang

Ku akan menanti Meski harus penantian panjangKu akan tetap setia menunggumu Ku tahu kau hanya hanya untukku

Biarkan waktuku Habis oleh penantian ini Hingga kau percaya betapa besar Cintaku padamu ku tetap menanti

Cintaku padamu..Ku tetap menanti

Meski dirimu bukan milikku Namun hatiku tetap untukmu

Jumat, 19 November 2010

好想好想-hao xiang hao xiang

 By : Vicki Zhao 

好想 好想 和 你 在一起hao xiang hao xiang dia ni zai yi qiSaya ingin dan merindukan akan dengan Anda,和 你 一起 数 天上 的 星星ia ni yi qi shu tian shang de xing xingUntuk menghitung bintang-bintang di langit dengan Anda.收集 春天 的 细雨shou ji chun tian de xi yuUntuk mengumpulkan gerimis musim semi,好想 好想 和 你 在一起hao xiang hao xiang dia ni zai yi qiAku mendambakan begitu banyak yang harus dengan Anda.听 你 诉说 古老 的 故事ting ni Shuo shu gu gu de lao shiUntuk mendengar Anda menceritakan kisah dulu,细数 你 眼中 的 情意shu xi ni yan zhong de qing yiUntuk menghitung emosi halus berkedip di mata Anda.好想 好想 好想 好想hao xiang hao xiang hao xiang hao xiangSaya berharap, saya merindukan, aku pinus, saya panjang,好想 好想 和 你 在一起hao xiang hao xiang dia ni zai yi qiAku mendambakan untuk bersama Anda.踏遍 万水千山ta bian qian shan wan shuiUntuk melintasi orang banyak badan air dan rentang mengesankan,走遍 海角天涯zou bian hao jiao tian yaHingga akhir lautan dan batas cakrawala.让 每 一个 日子berdering mei yi ge ri ziBiarkan setiap hari都 串连 成 我们 最 美丽dou chuan lian pria wo cheng Zui mei listring sama untuk menjadi yang paling indah kami,最 美丽 的 回忆Zui mei li de hui yiKenangan paling indah.musik好想 好想 和 你 在一起hao xiang hao xiang dia ni zai yi qiSaya ingin dan merindukan akan dengan Anda,并肩 看 天边 的 落日jian bing kan tian bian de luo riBahu, menatap matahari terbenam.并肩 听 林 间 的 鸟语. 喔 ...bing ting ling jian jian de niao yu. Wu ...Bersama-sama, mendengarkan lagu burung 'dalam ketenangan hutan. Woo ...

Minggu, 14 November 2010

Semoga tak sekedar harapku

Monita – Kekasih Sejati

Aku yang memikirkan
Namun aku tak banyak berharap
Kau membuat waktuku
Tersita dengan angan tentangmu
*
Mencoba lupakan
Tapi ku tak bisa
Mengapa… Begini…

**
Oh Mungkin aku bermimpi
Menginginkan dirimu
Untuk ada disini menemaniku
Oh Mungkinkah kau yang jadi
Kekasih sejatiku
semoga tak sekedar harapku
back to *,**
Bila
Tak menjadi milikku
Aku takkan menyesal
Telah jatuh hati
Back to **
Semoga tak sekedar harapku..

 <<<<<<<<<<<<<Wiabelleza Wing>>>>>>>>>>>>>

Monita - True Love
I think


But I'm not much hope


You made my time


Consumed by dreams about you


*Trying to forget


But I can not


Why ... Look ...
**


Oh Maybe I'm dreaming


Want you


To keep me company here


Oh it possible that you are so


True lover


hopefully not just harapku


back to *, **


When


Not to be mine


I will not regret


Has fallen hearts


Back to **


Hopefully not just harapku ..

Selasa, 09 November 2010

Ridho Enggan Duduk Bersebelahan Dengan Angel Lelga

                    Ridho Rhoma
Ridho Rhoma
Sepertinya musisi Ridho Rhoma sangat memahami posisinya ketika berdekatan dengan artis cantik Angel Lelga. Maklum, Angel merupakan mantan istri dari ayah kandungnya Rhoma Irama. Apa jadinya saat keduanya duduk berdekatan? Yang ada, Ridho pun terlihat enggan duduk berdampingan dengan mantan ibu tirinya itu.
"Dia memang nggak mau. Tapi kalau aku sih coba untuk mengerti dia karena kan saya lebih dewasa. Saya berbesar hati aja. Kalau ada orang yang merasa tidak nyaman dengan keberadaan aku ya aku cuma bilang aku kan bekerja. Aku juga nggak tau akan ada dia bintang tamunya. Yang pasti ya mengalir aja," ujar Angel saat ditemui usai mengisi acara SENSASI ARTIS di Studio Penta, Kebun Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (9/11) sore.
Meskipun memiliki sejarah pernah menikah dengan ayah kandung Ridho, Angel menegaskan jika hubungannya dengan Ridho biasa saja. Sebagai seorang artis, dirinya pun mengaku tidak bersikap canggung. Alasannya, Ridho bukanlah anak kandungnya.
"Dia kan bukan anak aku (tertawa). Aku biasa aja. Aku justru ngeliat Ridho ya biasa-biasa aja. Aku ngeliatnya sama halnya kalau aku duet atau satu panggung dengan orang entertain atau artis juga. Ya, yang aku hadapi justru aku malah bingung tadi orang-orang di sekitar malah ngeliatin aku. Aku bintang tamu, Ridho bintang tamu, ya biasa aja ya," ujar Angel.
Ridho adalah anak Rhoma dari wanita bernama Marwah Ali. Marwah adalah kakak penyanyi dangdut Intan Ali. Mungkin karena Marwah bukan berasal dari selebriti, pernikahannya dengan Rhoma tak menjadi 'gegap gempita', seperti ketika Raja Dangdut itu menikahi Rica Rachim atau Angel Lelga.

Ridho Dhawiya Lover's

hei pujaan hati apa kabarmu
ku harap kau baik-baik saja
pujaan hati andai kau tahu
ku sangat mencintai dirimu
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
hei pujaan hati setiap malam
aku berdoa kepada sang Tuhan
berharap cintaku jadi kenyataan
agar ku tenang meniti kehidupan
* hei pujaan hati, pujaan hati
pujaan hati, pujaan hati
reff:
mengapa kau tak membalas cintaku
mengapa engkau abaikan rasaku
ataukah mungkin hatimu membeku
hingga kau tak pernah pedulikan aku
cobalah mengerti keadaanku
dan cobalah pahami keinginanku
ku ingin engkau menjadi milikku
lengkapi jalan cerita hidupku
hei pujaan hati, pujaan hati
hei pujaan hati setiap malam
aku berdoa kepada sang Tuhan
berharap cintaku jadi kenyataan
agar ku tenang meniti kehidupan
repeat *, reff

Senin, 08 November 2010

"Dawai 2 Asmara" Ridho Roma

Nama lahir : Muhammad Ridho Irama
Lahir             : 14 Januari 1989 (umur 20)Jakarta,
Indonesia Nama lain    : Ridho Irama
Genre            : dangdut
Pekerjaan    : penyanyi
Orang tua     : Rhoma Irama dan Marwah Ali

Biografi
Muhammad Ridho Irama atau lebih dikenal dengan Ridho Irama (lahir di Jakarta, 14 Januari 1989; umur 20 tahun) adalah anak bungsu dari Raja Dangdut Indonesia, Rhoma Irama dengan istri ketiganya Marwah Ali wanita keturunan Arab-Palembang.
Ridho mulai mengikuti jejak ayahnya untuk berkiprah di musik dangdut. Saat ini Ridho sudah diperkenalkan pada masyarakat. Pada acara tahun baru 2009, sang ayah, Rhoma, mengajak Ridho untuk tampil di panggung dangdut bersama dengan grup band Soneta.
Sejak kecil, Ridho telah mencintai musik dangdut. Ia pertama kali naik panggung musik dangdut ketika masih duduk di bangku SMP kelas 3.
Demi meningkatkan pamor musik dangdut di negeri sendiri, Ridho membentuk grup band dengan aliran pop dangdut, Sonet 2. 22 Januari 2009, album perdana bersama Sonet 2 diluncurkan. Tentunya masih dengan campur tangan sang raja dangdut.
Dan Pada Tanggal 7-9 September 2010 Rhido Meluncurkan Film Pertamanya Yang Berjudull "Dawai 2 Asmara" (Cathy Saron,Delon)
Film Musikal Dangdut ^^
 
 
 Terakhir kali membintangi Tabir Biru yang dirilis pada tahun 1994, aktor sekaligus penyanyi dangdut Rhoma Irama kini kembali lagi ke layar lebar untuk membintangi Dawai 2 Asmara. Selain menandai kembalinya Rhoma setelah lebih satu dekade absen di layar lebar, film ini juga menjadi debut akting bagi putranya, Ridho Rhoma, yang juga sedang menanjak namanya di blantika musik Indonesia semenjak merilis album dangdut bersama band-nya, Sonet2, pada tahun lalu.
Dawai 2 Asmara sendiri berkisah dari tiga sudut pandang cerita. Dimulai dari kisah riset seorang mahasiswi asal Australia, Haura Sydney (Emily Graham), mengenai perkembangan musik dangdut di Indonesia, film ini kemudian bergulir mengenai kehidupan keseharian penyanyi dangdut legendaris, Rhoma Irama, yang mengundang anaknya, Ridho Rhoma, untuk kembali ke Indonesia untuk membangkitkan kembali kejayaan musik dangdut di Indonesia.
Kembalinya Ridho ke Indonesia ternyata membangkitkan kenangan lama teman masa kecilnya, Thufa (Cathy Sharon), yang semenjak lama telah menaruh hati pada Ridho. Lewat sebuah event yang diadakan perusahaannya, Thufa akhirnya kembali berhubungan dengan Ridho. Sialnya, saat ini sendiri Thufa sedang mencoba menjalin hubungan dengan Delon (Delon Thamrin), yang juga merupakan seorang penyanyi. Kisah cinta segitiga inilah yang kemudian menghiasi perjalanan cerita Dawai 2 Asmara.
Di sudut lain kota Jakarta, seorang pengendara taksi, Bruto (Pepeng ‘Naif’), yang merupakan penggemar berat Rhoma Irama semenjak kecil, menaruh harapan agar dapat mewujudkan amanat sang ayah untuk mengundang Rhoma bernyanyi di kampung halamannya. Merasa bahwa impiannya tidak akan terwujud, rasa kagum dan hormat terhadap idolanya tersebut perlahan-lahan membuat Bruto menjadi obsesif. Ia bahkan berencana untuk melakukan hal buruk kepada Rhoma Irama jika impiannya tersebut gagal terwujud.
Dawai 2 Asmara sepertinya berusaha untuk membawa para penontonnya ke masa-masa keemasan Rhoma Irama, yakni ketika dirinya membintangi banyak film berlatar belakang musik dangdut dan sukses dengan memasukkan unsur dakwah di dalam jalan ceritanya. Sayangnya, usaha untuk kembali ke masa-masa keemasan tersebut tidak diiringi dengan perkembangan yang sesuai dengan dunia perfilman Indonesia saat ini. Baik dari sisi naskah cerita hingga akting yang ditampilkan Dawai 2 Asmara sama sekali jauh dari kata memuaskan.
Tiga sudut pandang cerita yang ditampilkan di film ini sama sekali tidak terasa diperlukan karena film ini sebenarnya hanya berfokus pada kisah cinta segitiga antara Ridho-Thufa-Delon, sedangkan dua sudut pandang lain terkesan hanya sebagai tempelan belaka, khususnya cerita yang berasal dari sisi karakter Haura Sydney. Kisah cinta segitiga yang ditampilkan sendiri juga tidak memberikan hasil yang maksimal. Menampilkan terlalu banyak kisah klise, yang pada awalnya lumayan menghibur, namun lama-kelamaan terasa membosankan. Ini belum lagi ditambah dengan banyaknya dialog bernuansa cheesy serta plot hole yang terdapat di banyak bagian cerita dan membuat kisah cerita Dawai 2 Asmara semakin kurang dapat dinikmati.
Dalam sebuah wawancara, Rhoma Irama pernah mengungkapkan bahwa sebagai seorang aktor di setiap filmnya, ia hanya berakting sebagai dirinya sendiri. Dan hal itu sangat terlihat di Dawai 2 Asmara. Untungnya karakter Rhoma di film ini bukan merupakan karakter utama sehingga hal tersebut tidak terlalu mengganggu. Yang jelas mengganggu adalah kemampuan akting dari Ridho Rhoma, Cathy Sharon dan Delon Thamrin yang sering terlihat kikuk sekaligus kekurangan chemistry antara ketiganya padahal karakter mereka bertiga seringkali terlihat berada dalam satu adegan. Yang berpenampilan cukup memuaskan di film ini adalah Pepeng ‘Naif’ yang berperan sebagai Bruto. Tidak mengherankan memang, diantara karakter yang ada, karakter Bruto yang ia perankan merupakan karakter yang paling kompleks. Dan adalah sebuah keberhasilan ketika Pepeng berhasil mengeksekusi karakter tersebut dengan baik.
Sebagai sebuah film berlatar belakang dangdut, tentu saja beberapa adegan musikal ditampilkan di sepanjang film. Dan jangan salah, layaknya sebuah film Hindie, tampilan musikal Dawai 2 Asmara dikemas dengan sangat baik. Begitu baik, hingga terkadang penonton akan berharap bahwa keseluruhan film ini diisi dengan lagu-lagu dangdut yang catchy tersebut daripada suguhan kisah asmara yang terlalu membosankan tadi. Sedikit mengingatkan akan film pemenang Academy Awards, Slumdog Millionaire (2008), di akhir film, Dawai 2 Asmara, juga menampilkan adegan musikal penutup yang cukup menghibur. Jika Slumdog Millionaire berlatar belakang di stasiun kereta api, maka adegan musikal penutup Dawai 2 Asmara berlatar belakang di sebuah bandar udara.
Sangat disayangkan ketika mengetahui penampilan kembali Rhoma Irama, seorang aktor dan penyanyi dangdut legendaris Indonesia, harus melalui sebuah film yang lemah seperti Dawai 2 Asmara. Filom ini sangat terasa lemah dari berbagai sisi filmisnya: naskah cerita yang dangkal namun berusaha dipanjangkan, dialog-dialog yang terdengar cukup konyol, inkonsistensi antar adegan yang sering terjadi hingga kemampuan akting para pemeran utamanya yang jauh dari kata memuaskan. Ironisnya, satu-satunya hal yang paling dapat dinikmati dari film berlatar belakang musik dangdut ini adalah sajian musikalnya yang beberapa kali ditampilkan di sepanjang film. Bukan sebuah karya yang patut untuk dibanggakan.

Sutradara : Endri Pelita & Asep Kusdinar
Penulis : Asep Kusdinar

Ini Undangan Premier ticket Yang W dpt (2) Pergi Sama Indah Rusmianah hehehe
"Cathy Saron"
Tufa Pacar Rhido Difilm Pas ENDINGnya,,,,
Cantik yahhhh !!!
Delon dan Ridho Berebut Tufa saat Ultah Tufa,,,Tufa Lebih Milih Hadiah Rhido Dibanding Hadiah Delon Pacarnya Sendiri ,,,ouhhhh
Ridho Baru Dateng Dari Sydney Kejakarta,,,,Untuk Suatu Misi,,,,(Pengembangan Dangdut).
Konser Ridho Rhoma,,,,U know I love U Ridho Rhoma
 WIA, FONNYCA, ANNISA, KIKY
 

Raja Dangdut's And Son

Profile

Nama asli: Raden Oma Irama
Nama beken: Rhoma Irama
Lahir: Tasikmalaya, 11 Desember 1946
Ayah: Raden Burdah Anggawirya
Ibu: Tuti Juariah
Isteri: Ricca Rachim (11 April 1959)
*SON*
Nama lahir : Muhammad Ridho Irama
Lahir             : 14 Januari 1989 (umur 20)Jakarta,
Indonesia Nama lain    : Ridho Irama
Genre            : dangdut
Pekerjaan    : penyanyi
Orang tua     : Rhoma Irama dan Marwah Ali

Pendidikan:
SD Kibono Manggarai Jakarta
SMP Negeri XV Jakarta
SMA Negeri VIII Jakarta (sampai kelas II)
SMA PSKD Jakarta
St Joseph Solo
SMA 17 Agustus Tebet Jakarta
Fakultas Sospol Universitas 17 Agustus

Album:
Berkelana (1978)
Rupiah (1978)
Begadang (1978)
Hak Asasi (1977)
Gitar Tua Oma Irama (1977)
Joget (1975)
Ke Bina Ria (1974)

Filmografi:
Oma Irama Penasaran (1976)
Gitar Tua Oma Irama (1977)
Darah Muda (1977)
Rhoma Irama Berkelana I (1978)
Rhoma Irama Berkelana II (1978)
Begadang (1978)
Raja Dangdut (1978)
Cinta Segitiga (1979)
Camelia (1979)
Perjuangan dan Doa (1980)
Melody Cinta Rhoma Irama (1980)
Badai Diawal Bahagia (1981)
Pengabdian (1984)
Kemilau Cinta di Langit Jingga (1985)
Menggapai Matahari I (1986)
Menggapai Matahari II (1986)
Nada-nada Rindu (1987)
Bunga Desa (1988)
Jaka Swara (1990)
Nada dan Dakwah (1991)
Takbir Biru (1993)

Alamat:
Jalan Pondok Jaya VI/14, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan
Telepon: 62-21-7192571
E-mail: ricca_rachim@yahoo.com



RHOMA IRAMA

Revolusi Si Raja Dangdut

Rhoma Irama adalah seorang revolusioner dalam dunia musik Indonesia. Demikianlah komentar seorang sosiolog AS dalam tesisnya berjudul Rhoma Irama and the Dangdut Style: Aspect of Contemporary Indonesia Popular Culture, 1985. Komentar ini tidaklah berlebihan mengingat “Raja Dangdut” yang mencanangkan semboyan Voice of Moslem pada 13 Oktober 1973 ini menjadi agen pembaharu musik Melayu yang memadukan unsur musik rock dalam musik melayu serta melakukan improvisasi atas syair, lirik, kostum dan penampilan di atas panggung.


Pengalamannya menyanyikan lagu-lagu India sewaktu masih sekolah dasar, lagu-lagu pop dan rock Barat hingga akhir 1960-an lalu beralih ke musik Melayu, menjadikan lagu dan musik yang dibawakannya di atas panggung lebih dinamis, melodis dan menarik.


Kehidupannya tidak jauh dari terpaan gosip dan komentar pro dan kontra terhadap berbagai sikap yang diambilnya. Katakan saja, fenomena goyangan Inul yang dikecamnya dan dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai agama. Bahkan belum lama ini, sekitar bulan Mei 2003 lalu, ia digosipkan menjalin hubungan ‘istimewa’ dengan artis dangdut, Lely Angraeni (Angel). Menanggapi hal itu, Sang Raja Dangdut yang sudah puluhan tahun merajai belantara dunia artis tetap tenang memberikan penjelasan kepada masyarakat perihal gosip tersebut.


Pria ‘ningrat’ kelahiran Tasikmalaya, 11 Desember 1946 ini merupakan putra kedua dari empat belas bersaudara, delapan laki-laki dan enam perempuan (delapan saudara kandung, empat saudara seibu dan dua saudara bawaan dari ayah tirinya).

Ayahnya, Raden Burdah Anggawirya, seorang komandan gerilyawan Garuda Putih, memberinya nama ‘Irama’ karena bersimpati terhadap grup sandiwara Irama Baru asal Jakarta yang pernah diundangnya untuk menghibur pasukannya di Tasikmalaya. Sebelum pindah ke Tasikmalaya, keluarganya tinggal di Jakarta dan di kota inilah kakaknya, Haji Benny Muharam dilahirkan.



Setelah beberapa tahun tinggal di Tasikmalaya, keluarganya termasuk kakaknya, Haji Benny Muharam, dan adik-adiknya, Handi dan Ance, pindah lagi ke Jakarta lalu tinggal di Jalan Cicarawa, Bukit Duri, kemudian pindah ke Bukit Duri Tanjakan. Di sinilah mereka menghabiskan masa remaja sampai tahun 1971 lalu pindah lagi ke Tebet.


Semenjak kecil Rhoma sudah terlihat bakat seninya. Tangisannya terhenti setiap kali ibundanya, Tuti Juariah menyenandungkan lagu-lagu. Masuk kelas nol, ia sudah mulai menyukai lagu. Minatnya pada lagu semakin besar ketika masuk sekolah dasar. Menginjak kelas 2 SD, ia sudah bisa membawakan lagu-lagu Barat dan India dengan baik. Ia suka menyanyikan lagu No Other Love, kesayangan ibunya, dan lagu Mera Bilye Buchariajaya yang dinyanyikan oleh Lata Maagiskar. Selain itu, ia juga menikmati lagu-lagu Timur Tengah yang dinyanyikan Umm Kaltsum.


Bakat musiknya mungkin berasal dari ayahnya yang fasih memainkan seruling dan menyanyikan lagu-lagu Cianjuran, sebuah kesenian khas Sunda. Selain itu, pamannya yang bernama Arifin Ganda suka mengajarinya lagu-lagu Jepang ketika Rhoma masih kecil.


Karena usia Rhoma dengan kakaknya Benny tidak berbeda jauh, mereka selalu kompak dan pergi berdua-duaan. Berbeda dengan kakaknya yang lebih sering malas ikut mengaji di surau atau rumah kyai, Rhoma selalu mengikuti pengajian dengan tekun. Setiap kali ayah ibunya bertanya apakah kakaknya ikut mengaji, Rhoma selalu menjawab ya. Ke sekolahpun mereka berangkat bersama-sama. Dengan berboncengan sepeda, keduanya berangkat dan pulang ke sekolah di SD Kibono, Manggarai.


Di bangku SD, bakat menyanyi Rhoma semakin kelihatan. Rhoma adalah murid yang paling rajin bila disuruh maju ke depan kelas untuk menyanyi. Dan uniknya, Rhoma tidak sama dengan murid-murid lain yang suka malu-malu di depan kelas. Rhoma menyanyi dengan suara keras hingga terdengar sampai ke kelas-kelas lain. Perhatian murid-murid semakin besar karena Rhoma tidak menyanyikan lagu anak-anak atau lagu kebangsaan, melainkan lagu-lagu India.


Bakatnya sebagai penyanyi mendapat perhatian penyanyi senior, Bing Slamet karena melihat penampilan Rhoma yang mengesankan ketika menyanyikan sebuah lagu Barat dalam acara pesta di sekolahnya. Suatu hari ketika Rhoma masih duduk di kelas 4, Bing membawanya tampil dalam sebuah show di Gedung SBKA (Serikat Buruh Kereta Api) di Manggarai. Ini merupakan pengalaman yang membanggakan bagi Rhoma.



Sejak itu, meski belum berpikir untuk menjadi penyanyi, Rhoma sudah tidak terpisahkan lagi dari musik. Dengan usaha sendiri, ia belajar memainkan gitar hingga mahir. Karena saking tergila-gilanya dengan gitar, Rhoma sering membuat ibunya marah besar. Setiap kali ia pulang sekolah, yang pertama dia cari adalah gitar. Begitu pula setiap kali ia keluar rumah, gitar hampir selalu ia bawa.


Pernah suatu kali, ibunya menyuruh Rhoma menjaga adiknya, tetapi Rhoma lebih suka memilih bermain gitar. Akibat ulahnya itu, ibunya merampas gitarnya lalu melemparkannya ke arah pohon jambu hingga pecah. Kejadian itu membuat sedih Rhoma karena gitar adalah teman nomor satu baginya.


Dalam perkembangannya dalam mendalami musik, Rhoma mulai menyadari bahwa meskipun ayah dan ibunya - pasangan berdarah ningrat - adalah penggemar musik, mereka tetap menganggap dunia musik bukanlah sesuatu yang patut dibanggakan atau dijadikan sebuah profesi. Ibunya sering meneriakkan ‘berisik’ setiap kali ia menyanyi dan beranggapan bahwa musik akan menghambat sekolahnya. Kenyataan ini membuat bakat musik Rhoma justru semakin berkembang dari luar rumah karena di dalam rumah ia kurang mendapat dukungan.


Sewaktu Rhoma masih kelas 5 SD tahun 1958, ayahnya meninggal dunia. Sang ayah meninggalkan delapan anak, yaitu, Benny, Rhoma, Handi, Ance, Dedi, Eni, Herry, dan Yayang. Ketika kakaknya, Benny masih duduk di kelas 1 SMP, ibunya menikah lagi dengan seorang perwira ABRI, Raden Soma Wijaya, yang masih ada hubungan famili dan juga berdarah ningrat. Ayah tirinya ini membawa dua anak dari istrinya yang terdahulu dan setelah menikah dengan Ibu Rhoma, sang ibu melahirkan dua anak lagi.


Ketika ayah kandungnya masih hidup, suasana di rumahnya feodal. Sehari-hari ayah dan ibunya berbicara dengan bahasa Belanda. Segalanya harus serba teratur dan menggunakan tata krama tertentu. Para pembantu harus memanggil anak-anak dengan sebutan Den (raden). Anak-anak harus tidur siang dan makan bersama-sama. Ayahnya juga tak segan-segan menghukum mereka dengan pukulan jika dianggap melakukan kesalahan, misalnya bermain hujan atau membolos sekolah.


Keadaan keluarga Rhoma di Tebet waktu itu memang tergolong cukup kaya bila dibandingkan dengan masyarakat sekitar. Rumahnya mentereng dan mereka memiliki beberapa mobil seperti Impala, mobil yang tergolong mewah di zaman itu. Rhoma juga selalu berpakaian bagus dan mahal.


Namun, suasana feodal itu tidak lagi kental setelah ayah tiri-nya hadir di tengah-tengah keluarga mereka. Bahkan dari ayah tiri inilah, di samping pamannya, Rhoma mendapat 'angin' untuk menyalurkan bakat musiknya. Secara bertahap ayah tirinya membelikan alat-alat musik akustik berupa gitar, bongo, dan sebagainya.


Dunia Rhoma di masa kanak-kanak rupanya bukan hanya dunia musik. Rhoma juga suka adu jotos dengan anak-anak lain. Lingkungan pergaulannya ketika itu tergolong keras. Anak-anak saat itu cenderung mengelompok dalam geng, dan satu geng dengan geng lainnya saling bermusuhan, atau setidaknya saling bersaing. Dengan demikian, perkelahian antar geng sering tak terhindarkan.


Di Bukitduri tempat tinggalnya, hampir setiap kampung di daerah itu terdapat geng (kelompok anak muda). Di Bukitduri ada BBC (Bukit Duri Boys Club), di Kenari ada Kenari Boys, Cobra Boys, dan sebagainya. Dari Bukitduri Puteran, dan dari Manggarai banyak anak muda yang bergabung dengan Geng Cobra. Geng-geng ini saling bermusuhan sehingga keributan selalu hampir terjadi setiap kali mereka bertemu.


Satu hal yang cukup menonjol pada diri Rhoma adalah teman-temannya hampir selalu menjadikan Rhoma sebagai pemimpin. Tentu saja, bila gengnya bentrok dengan geng lain, Rhomalah yang diharapkan tampil paling depan, untuk berkelahi. Meskipun pernah menang beberapa kali, Rhoma juga sering mengalami babak belur, bahkan pernah luka cukup parah karena dikeroyok 15 anak di daerah Megaria.


Ketika ia masuk SMP, tempat-tempat berlatih silat semakin marak. Tetapi, bagi Rhoma, ilmu bela diri nasional ini tidaklah asing, karena sejak kecil ia sudah mendapat latihan dari ayahnya dan beberapa guru silat lainnya. Rhoma pernah belajar silat Cingkrik (paduan silat Betawi dan Cimande) pada Pak Rohimin di Kebun Jeruk, Jakarta Barat. Rhoma juga pernah belajar silat Sigundel di Jalan talang, selain beberapa ilmu silat yang lain. Bila terjadi perkelahian antar geng, para anggota geng saling menjajal ilmu silat yang telah mereka pelajari.


Karena kebandelannya itulah maka Rhoma beberapa kali harus tinggal kelas, sehingga karena malu maka ia acapkali berpindah sekolah. Kelas Tiga SMP dijalaninya di Medan. Ketika itu ia dititipkan di rumah pamannya. Tapi, tak berapa lama kemudian ia sudah pindah lagi ke SMP Negeri XV Jakarta.


Kenakalan Rhoma terus berlanjut hingga bangku SMA. Sewaktu bersekolah di SMA Negeri VIII Jakarta, ia pernah kabur dari kelas lewat jendela karena ingin bermain musik dengan teman-temannya yang sudah menunggunya di luar. Kegandrungannya pada musik dan berkelahi di luar dan dalam sekolah membuatnya acapkali keluar masuk sekolah SMA. Selain di SMA Negeri VIII Jakarta, ia juga pernah tercatat sebagai siswa di SMA PSKD Jakarta, St Joseph di Solo, dan akhirnya ia menetap di SMA 17 Agustus Tebet, Jakarta, tak jauh dari rumahnya.


Di masa SMA lah Rhoma sempat melewati masa-masa sangat pahit. Ia terpaksa menjadi pengamen di jalanan Kota Solo. Di sana dia ditampung di rumah seorang pengamen bernama Mas Gito. Sebenarnya, sebelum ‘terdampar’ di Solo, ia berniat hendak belajar agama di Pesantren Tebuireng Jombang. Namun, karena tidak membeli karcis, Rhoma, Benny kakaknya, dan tiga orang temannya, Daeng, Umar, dan Haris harus main kucing-kucingan dengan kondektur selama dalam perjalanan. Daripada terus gelisah karena takut ketahuan lalu diturunkan di tempat sepi, mereka akhirnya memilih turun di Stasiun Tugu Jogja. Dari Jogja, mereka naik kereta lagi menuju Solo.


Di Solo, Rhoma melanjutkan sekolahnya di SMA St. Joseph. Biaya sekolah diperolehnya dari mengamen dan menjual beberapa potong pakaian yang dibawanya dari Jakarta. Namun, karena di Solo sekolahnya tidak lulus, Rhoma harus pulang ke Jakarta dan melanjutkan sekolah di SMA 17 Agustus sampai akhirnya lulus tahun 1964. Ia kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Sosial Politik Universitas 17 Agustus, tapi hanya bertahan satu tahun karena ketertarikan Rhoma kepada dunia musik sudah terlampau besar.


Pada tahun tujuh puluhan, Rhoma sudah menjadi penyanyi dan musisi ternama setelah jatuh bangun dalam mendirikan band musik, mulai dari band Gayhand tahun 1963. Tak lama kemudian, ia pindah masuk Orkes Chandra Leka, sampai akhirnya membentuk band sendiri bernama Soneta yang sejak 13 Oktober 1973 mulai berkibar. Bersama grup Soneta yang dipimpinnya, Rhoma tercatat pernah memperoleh 11 Golden Record dari kaset-kasetnya.


Tahun 1972, ia menikahi Veronica yang kemudian memberinya tiga orang anak, Debby (31), Fikri (27) dan Romy (26). Tetapi sayang, Rhoma akhirnya bercerai dengan Veronica bulan Mei 1985 setelah sekitar setahun sebelumnya Rhoma menikahi Ricca Rachim - partner-nya dalam beberapa film seperti Melodi Cinta, Badai di Awal Bahagia, Camellia, Cinta Segitiga, Melodi Cinta, Pengabdian, Pengorbanan, dan Satria Bergitar. Hingga sekarang, Ricca tetap mendampingi Rhoma sebagai istri.


Kesuksesannya di dunia musik dan dunia seni peran membuat Rhoma sempat mendirikan perusahaan film Rhoma Irama Film Production yang berhasil memproduksi film, di antaranya Perjuangan dan Doa (1980) serta Cinta Kembar (1984).


Kini, Rhoma yang biasa dipanggil Pak Haji ini, banyak mengisi waktunya dengan berdakwah baik lewat musik maupun ceramah-ceramah di televisi hingga ke penjuru nusantara. Dengan semangat dan gaya khasnya, Rhoma yang menjadikan grup Soneta sebagai Sound of Moslem terus giat meluaskan syiar agama.









Ratu Dangdut And Family


Biografi :

Elvi Sukaesih adalah penyanyi dangdut legendaris, dan mendapat julukan sebagai Ratu Dangdut-nya Indonesia. Elvi yang lahir di Jakarta, 25 Juni 1951 itu, mulai menyanyi sejak di kelas 3 Sekolah Dasar (SD), disusul kemudian penampilannya sebagai bintang di sejumlah film layar lebar.

Kariernya mulai menanjak pada awal tahun 1970-an ketika menjadi penyanyi pendamping bagi Raja Dangdut, Rhoma Irama untuk Orkes Melayu (OM) Soneta. Namun demikian Elvi sebelumnya telah popular dalam pentas panggung.

Sekitar 1975 pelantun lagu Bisik-bisik Tetangga ini berpisah dari Soneta dan memilih jalur solo karir hingga saat ini.

Sementara terkait kehidupan pribadinya, Elvi menikah dengan pemuda keturunan Arab, Zaidun Zeth di saat usianya muda.


Elvy Sukaesih bagi-bagi resep sukses

SINGGASANA Kerajaan Dangdut bukan saja belum menggoyahkan sang Raja, Rhoma Irama, melainkan juga Ratu-nya, Elvy Sukaesih. Dua sejoli yang lama berpisah ini masih dipilih untuk tampil pada event-event istimewa, seperti pergantian tahun.

Dalam menyambut datangnya tahun baru 2003 lalu, misalnya, ketika Raja
dangdut Rhoma Irama tampil di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, Sang Ratu dangdut Elvy Sukaesih mendapat job di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur.
Penyanyi 56 tahun, kelahiran Jakarta, 25 Juni 1951 ini, kini semakin giat mendekatkan diri kepada Allah setelah kehilangan suami tercintanya, 2003 lalu. “Rasa kehilangan itu masih terasa, bukan masih hangat lagi, tapi masih panas,” kata artis yang senang dipanggil Ummi Elvy ini.
Bayangan suaminya memang masih melekat, karena biasanya, sehabis show,
suaminya akan memberikan penilaian, berdiskusi, sholat bersama, menciumnya, dan memberikan pujian sekadarnya, yang justru menambah keyakinan Elvy dalam berkarier. “Apa yang saya lakukan ini pun dalam doa dia,” kata Elvy, yang mengaku masih sering menangis kalau berada di rumah.



Peraih penghargaan Anugerah Dangdut TPI 2002 sebagai penyanyi rekaman lagu dangdut wanita terbaik, lewat lagu yang diciptakan Chossy Pratama, Mimpi Indah ini mengharapkan, mengharapkan perkembangan musik dangdut nantinya tetap berpegang pada pure dangdut.
“Hanya saja, karena sekarang ini banyak pembajak, makanya banyak pencipta lagu yang malas membuat lagu baru. Akibatnya produser memakai apa saja yang ada. Dapat dikatakan lagu dangdut terbaru sekarang ini hanya Goyang Dombret saja,” ujar Elvy Sukaesih, yang merintis karis nyanyi sejak klas SD dan kini memiliki berat badan 57 kilogram.

Berbeda dengan Fitria, salahsatu pewaris darah artisnya, Elvy terus menekuni dunia dangdut. Dan dia tidak pernah menganggap enteng lagu baru yang dinyanyikannya. “Semua yang saya capai ini adalah rahmat Allah dan atas seizin Allah, “ katanya merendah.
Tentang resep suksesnya sebagai artis penyanyi yang menggetarkan dan eksis di antara banjirnya wajah baru, Elvy mengungkapkan salahsatunya: “Saya tidak pernah menganggap enteng pada lagu yang baru saya terima. Semuanya saya pelajari dengan sungguh-sungguh,” katanya.







































Nama : Elvy Sukaesih Kelahiran : Jakarta, 25 Juni 1951 Suami: Zaidun Zeth Anak : 6 orang (Haedar, Fitri, Ali Zaenal Abidin, Syechans, Wirdha Sylvina dan Dhawiya) Orangtua : Mohammad Ali / Rohayah Asiah Pendidikan: - SD - SMP Srikandi, Jakarta (1964) Karier : Penyanyi Dangdut , pemain film . Organisasi: Ketua Ikatan Artis Dangdut Indonesia (IKARDI) Film : Karena Penasaran, Tuyul, Irama Cinta, Senggol, Senggolan, Cubit-Cubitan, Mana Tahan

Dhawiya *BINGUNG*


Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya” 
(QS Al Imran: 159)

 

Hidup ini memang tidak pasti. Tapi kita harus menapakinya dengan langkah kepastian. Setapak demi setapak. Karena hitungan langkah kita adalah hitungan usia kita. Untuk itulah…melangkah setengah hati sulit mengantarkan kita ke tangga kesuksesan. Justru setengah hati artinya setengah mati…

Hidup tak memberi ruang istimewa bagi segala keputusan yang setengah hati. Tidak saja karena ia bisa mengundang bencana, tapi waktu yang berlalu tak mungkin diputar kembali. Keputusan masa lalu, kini menjadi kenyataan nasib kita, takkan bisa diputar ulang dan direvisi. Keputusan setengah hati adalah perjalanan yang terhenti. Terlampau banyak yang terlewat dan berlalu tanpa kita sadari.

***

Keputusan sepenuh hati, tidak sama dengan tindakan gegabah. Ketetapan sepenuh hati, tidak sama dengan keberanian tanpa perhitungan. Sepenuh hati adalah pemahaman. Sedang gegabah adalah kedangkalan pengertian. Sepenuh hati adalah tenaga konstan di balik keteguhan, sedang keberanian tanpa perhitungan adalah menguras tenaga untuk hasil yang tidak karuan.

Melangkahlah sepenuh hati, namun hal itu bukan berarti menanti kesempurnaan dalam rentang waktu yang sangat panjang. Karena manusia tidak akan pernah bisa sempurna. Lambat bertindak, pada tempat yang diharuskan cepat dengan dalih menunggu kebulatan hati, sama sekali tidak bisa dibenarkan.

***

Ada jeda yang diperlukan, tapi itu bukan istirahat dalam ketidakpastian.

Ada saat untuk merenung dan memantapkan tekad, tapi itu bukan bertapa dalam bimbang sepanjang masa.

***

Sepenuh hati, bukan selepas keberanian, namun bukan juga dengan segunung kelambatan. Pada setiap keputusan, ada kebutuhan akan daya dukungnya. Tetapi tetap saja, semua tergantung keperluan.

Dalam pengertian inilah, langkah sepenuh hati menemukan seluruh artinya pada kata totalitas… 

Ya.....TOTALITAS…

 

Gabungan antara:

kesungguhan dan ketekunan

+

Kehati-hatian dan kesabaran 

+

Pemahaman dan pandangan yang jauh ke depan

 

Sebab, tanpa makna seperti itu, langkah sepenuh hati hanya menjadi sebuah kepasrahan yang konyol, dan hanya menjadi sandaran orang-orang yang kalah…

 

WaLLahu a’lam bis showab…

Minggu, 07 November 2010

Ridho Rhoma, Magnet Sang Pangeran Dangdut

Sang Raja Dangdut, Rhoma Irama, sudah punya penerus, yaitu Ridho Irama (20). Sama seperti bapaknya, selain talenta, Ridho pun punya “magnet” untuk disukai kaum hawa.
Kemunculan Muhammad Ridho Rhoma di panggung hiburan cukup mengejutkan. Sang Bapak, Rhoma Irama, pertama kali memperkenalkan Ridho di penghujung tahun 2007 lalu di panggung hiburan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Kala itu, Rhoma mempromosikan Ridho sebagai anaknya, dan bakal menjadi penerusnya.
“Maaf, bila ada yang tersinggung. Ridho kami sebut Pangeran Dangdut, karena ayahnya disebut-sebut banyak orang sebagai Raja Dangdut. Ha ha ha,” ujar Rhoma bangga. Ridho yang berada di sisi Rhoma hanya tersipu malu. “Gelar Pangeran Dangdut berpulang kepada penilaian masyarakat. Saya hanya akan fokus di karier,” timpal Ridho.
Terlepas dari itu semua, Ridho menyimpan misteri soal asal-usulnya. Mengenai siapa ibu kandung Ridho, Rhoma hanya menjawab enteng, “Ridho anak dari ibu (istri) yang lain.”
Dari informasi yang diperoleh, Ridho adalah anak Rhoma dari wanita bernama Marwah Ali. Marwah adalah kakak penyanyi dangdut Intan Ali. Mungkin karena Marwah bukan berasal dari selebriti, pernikahannya dengan Rhoma tak menjadi “gegap gempita”, seperti ketika Raja Dangdut itu menikahi Rica Rachim atau Angel Lelga.
Tak seperti Deby Rhoma Irama dan Vicky Rhoma Irama (anak Rhoma dari alm. Veronica), Ridho seperti sengaja “disembunyikan”. Ridho dipupuk dan dibimbing terlebih dahulu oleh Rhoma, sampai akhirnya matang, siap tampil sebagai pedangdut. Hasilnya, Ridho seperti titisan Rhoma saat di atas pentas. Suara Ridho semerdu bapaknya, perawakannya pun serupa.
Merasa Masih Kecil
Rhoma tak salah berharap besar pada Ridho. Di tahun 2009 ini nama Ridho Rhoma melambung tinggi berkat lagu Menunggu karya Rhoma dari album perdananya. Sebagai bukti, Ridho bersama grupnya, Sonet 2 Band, berhasil meraih 2 penghargaan di AMI Awards 2009 lalu. Pertama untuk katagori Grup Band Dangdut Kontemporer Terbaik untuk lagu Menunggu . Kedua, Aransemen Dangdut Kontemporer Terbaik.
Ridho bersyukur dan tak menyangka kesuksesan datang begitu cepat. Kehidupannya pun mulai berubah. Kebebasannya berkurang karena banyak orang mengeluk-elukannya, terutama kaum hawa. Salah satunya Cathy Sharon, VJ-MTV berwajah Indo. Cathy sempat dibuat salah tingkah, ketika Ridho muncul secara tiba-tiba di acara yang dibawakannya.
Cathy mengaku mengagumi Ridho karena suara dan ketampanannya. Kendati tersanjung, Ridho tak mau sombong. Ia menilai kekaguman Cathy sebagai motivasi buatnya untuk berkarier lebih baik. Lebih dari itu, Ridho belum berpikir untuk berpacaran dengan Cathy. “Cathy lebih dewasa buat saya. Saya, kan, masih kecil,” kata Ridho.
Sejauh ini, Ridho cukup menikmati popularitasnya. Cuma, ia berharap tidak ditimpa gosip yang tak menyenangkan. “Berita tentang saya masih dapat ditoleransi. Saya masih menghargai kerja teman wartawan. Tetapi, kalau sifatnya sudah memfitnah, saya kira ada jalurnya,” ujar Ridho yang enggan diwawancarai mengenai orangtuanya. “Soal Ibu dan Papa, tanyakan saja ke Papa,” imbuhnya.
Main Film
Tak hanya di jalur musik, jejak Rhoma di dunia film juga diikuti Ridho. Dalam waktu dekat Ridho akan bermain film bersama kawan-kawan dari Sonet 2 Band. Proses kasting pemain dan pemilihan lokasi syuting sedang dilakukan.
“Pastinya, saya suka dengan dunia film. Dari dulu saya tertarik untuk jadi pemain film. Karena baru kali ini ada tawaran untuk terjun ke dunia film, ya tidak saya sia-siakan, kesempatan tak datang dua kali,” katanya yang juga tengah merencanakan konser dan album kedua.
Mahasiswa Desain Grafis yang sedang menyukai ilmu Public Relations ini memang sedang ngebut mengejar karier. “Kami (bersama band Sonet 2) bermimpi bisa eksis seperti Soneta yang sudah 38 tahun berkiprah di jalur musik,” kata Ridho.
Tantangan bagi Ridho, nih untuk menyamai prestasi Rhoma.

Jumat, 05 November 2010

Dhawiya DiIncar Ki Joko Bodo

Cewek-cewek Para Peserta Take a Celebrity Out














Take a Celebrity Out, episode 12. Indosiar,
TAKE a Celebrity Out



Pekan ini tidak mengusung tema yang tecermin lewat kostum. Melainkan tema yang lebih menunjukkan spirit bercinta “love till you drop”. Dengan tema yang demikian mendalam, dipastikan episode kali ini menguras air mata Anda yang menyaksikannya di layar Indosiar.
Omong-omong soal cinta yang mendalam, cowok bertubuh tegap Denny Sumargo yang hadir pertama berbagi cerita tentang kecintaannya yang mendalam terhadap dunia olahraga.
Pantas saja tubuh atlet basket ini demikian bugar dan tegap. Seksi deh! Membuat cewek-cewek terpesona. Berkat keseriusannya menekuni basket, bintang iklan ini memperoleh kesempatan langka sebagai salah seorang pembawa obor Olimpiade 2008.
Mungkin, karena memiliki tubuh yang bugar dan tegap, Denny memiliki impian yang lain. Menjadi bintang film laga! Pernyataan yang memicu cewek-cewek untuk menantang seberapa jagoankah Denny.
Ada Okie yang berperan jadi pacarnya, lalu ada seorang preman bertubuh besar (kru) datang menggangu. Dengan keahlian bela dirinya, preman itu ditumbangkan. Lalu ada Dhawiya yang diganggu preman bertubuh mungil, diperankan Daus Mini.
Nah lho, lebih kecil premannya ketimbang cewek yang diganggu, ya? Denny pun mudah saja “mengatasi” Daus. Tapi bukan aksi heroik ini yang memikat cewek-cewek. Ada kisah haru dituturkan Denny yang membuat 15 cewek mempertahankan lampu podium hingga saat terakhir.
Suasana haru berganti “horor” saat Ki Joko Bodo dihadirkan. Lelaki bertubuh kurus itu datang ke panggung TCO dengan pamer kekayaan. Mobil Jaguar miliknya diparkir di sisi panggung, di depan mata cewek-cewek single.
Lalu tayangan video menunjukkan sebuah rumah mewah berwarna merah yang (katanya) diperuntukkan bagi cewek yang memilihnya.
Ki Joko pun mulai bercerita tentang cinta. Dalam versinya, cinta itu permainan rohani.
“Kalau kalian berani-berani mematikan lampu, lihat saja!” ucap Ki Joko kepada cewek-cewek dengan nada mengancam.
Kemudian dia menyalami mereka satu per satu di podium. Tiba saatnya penghitungan hasil ronde pertama. Tidak satu pun lampu podium yang mati. Beberapa cewek terlihat berusaha mematikan lampu, namun sampai Choky selesai menghitung, tidak ada yang berhasil.
Efek magic? Ki Joko sih mengaku tidak sedang praktek malam itu. Hehe. Oh, iya, ternyata Ki Joko Bodo punya cewek incaran, Ria Irawan atau Dhawiya.
Hmmm, Ria Irawan mengaku pernah dikecewakan Ki Joko karena tidak membantunya saat butuh pertolongan mencari kucingnya yang hilang. Bagaimana dengan Dhawiya?
Setelah kemunculan Ki Joko yang menggemparkan, ada Alfian Rendy. Dia rajin menonton TCO dan mengincar salah satunya untuk dijadikan pasangan. Tayangan video perlahan-lahan menampilkan cewek idaman Alfian.
Entah siapa, tapi yang pasti dia memberi hadiah kejutan tidak mengenakkan bagi Alfian hingga membuatnya nyaris kabur meninggalkan panggung!
Setelah Alfian berturut-turut hadir Harry De Fretes dan pebulutangkis muda Junior Liem. Soal penampilan Harry, no comment. Hehe.
Lain hal dengan Junior. Dia berhasil memikat cewek-cewek dengan segala prestasi gemilangnya di bulu tangkis serta wajah oriental menggemaskan miliknya. Membuat seorang cewek bersemangat luar biasa hingga merobohkan podium miliknya! Ckckck.

Ridho Ketagihan Donor Darah

                    Ridho Rhoma|Foto: Yayat Ruhayat C&R
JAKARTA-Muhammad Ridho Irama atau yang akrab disapa Ridho Irama mengaku ketagihan donor darah. Hal itu bermula saat ia beserta kedua rekannya menyumbangkan darah secara sukarela dua minggu lalu.
Ridho juga mengatakan, kesadaran untuk mendonorkan darah itu datang atas kesadaran pribadi. Banyaknya bencana yang terjadi di Indonesia juga salah satu hal yang melatarbelakangi mengapa ia ingin mendonorkan darahnya untuk kaum yang lebih membutuhkan.
Padahal, anak kandung Rhoma Irama itu pada dasarnya takut kepada jarum suntik. Namun, ketakutan itu sirna manakala niat yang besar di dalam dirinya sudah tertanam.
"Sempet deg-degan, karena melihat jarum yang sangat besar. Tapi aku harus menyingkirkan apapun itu demi kemanusiaan yang aku niatkan dari awal,"ujarnya ditemui dalam acara '1000 Band United' di Ballroom Hotel Grand Hyat, Jakarta Pusat, Kamis (4/11/2010).
Ternyata, setelah ia melakukan donor darah, pelantun tembang 'Dawai Asmara' itu justru merasa ketagihan dengan kegiatan tersebut. Padahal, sebelum mendonorkan darah, Ridho mengaku belum sembuh total dari penyakit yang dideritanya.
Bagi Ridho, donor darah bukan hanya mampu membersihkan darah dari penyakit yang membelenggu seseorang. Namun, dengan melakukan donor darah, seseorang dapat melaksanakan program diet secara berkesinambungan. Sehingga, berat badan sang pendonor akan turun secara berkala.
"Mama sempat marah-marah sama aku. Jadi, pas pulang dari donor darah, aku langsung dibuatkan sop kambing agar darahnya cepat metabolismenya. Tapi yang ada aku justru tambah gemuk setelah donor,"ceritanya lantas tersenyum.

SMKN 11 JAKARTA BARAT


Selayang Pandang SMK Negeri 11

  Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 11  (SMKN 11) berlokasi di kawasan bisnis Glodok tepatnya  di jalan Pinangsia 1 No 20 Tamansari Jakarta Barat.       Sejarah singkat SMKN 11  yang awalnya Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) Negeri VII didirikan atas prakasa Bapak Paul Maharaja Simbolon dan tokoh masyarakat. Fungsi gedung SMKN 11 Jakarta memiliki sejarah yang unik apabila dibandingkan dengan sekolah lain.

Pertapakan sekolah ini dahulu milik Gouv Hollands School, kemudian pada masa pendudukan Jepang  beralih menjadi gudang farmasi dan berubah menjadi sekolah yaitu SMEP Negeri 11 yang berkolaborasi dengan SMP 12.  Sekolah ini kemudian ditempati oleh SMEA Negeri VII yang pada tanggal 1 Januari 1967 melalui SK Menteri P dan K tertanggal 20 maret 1967 No. 63/B3/Kedj. disahkan sebagai sekolah kejuruan.

SMKN 11 Jakarta saat ini dipimpin oleh Drs. H. Badrun Sjabirin, MM dibantu oleh 4 wakil kepala sekolah, yaitu waka. Kurikulum, waka. Sapras, waka kesiswaan dan waka. Humas.  SMK Negeri 11 Jakarta termasuk dalam bidang keahlian bisnis dan manajemen, dengan 3 program studi keahlian yaitu  Administrasi , Keuangan dan Tata Niaga, masing-masing  dipimpin oleh Ketua program ditambah satu kordinator normatif adaptif. SMK Negeri 11 memiliki 18 ruang kelas yang dibagi 3 tingkat yaitu kelas X,XI, dan XII.

Jumlah guru 42 orang terdiri dari pembimbing/guru bersertifikasi dan berpengalaman di bidangnya dengan latar pendidikan S1,S2. Untuk mendukung fungsi sekolah sebagai lembaga pendidikan, SMKN 11 Jakarta didukung oleh pegawai tata usaha sebanyak 12 orang.

Kamis, 04 November 2010

Dhawiya Zaida Geregetan Jadi Penyanyi

Wanita bertubuh subur ini memang lebih dikenal sebagai komedian. Padahal, cita-citanya sejak dulu adalah ingin mengikuti jejak sang ibunda, ratu dangdut Elvy Sukaesih, menjadi penyanyi. Walau berkali-kali gagal, ia menolak untuk menyerah.
Dhawiya Zaida (25) dibesarkan dalam keluarga yang memiliki aliran deras darah seni. Sejak dulu, kelahiran 1 Agustus 1985 ini sudah dekat dengan dunia nyanyi. Apalagi, di masa Dhawiya kecil, nama Elvy Sukaesih sebagai biduanita dangdut sedang tenar-tenarnya. Katanya, penampilan Elvy di panggung yang selalu sempurna membuat Dhawiya terpesona. Hal inilah yang membuatnya begitu berhasrat jadi penyanyi, layaknya sang bunda. “Menjadi penyanyi adalah impian terbesarku. Almarhum Papa juga pengin banget aku jadi penyanyi,” kata Dhawiya.
Namun, takdir sepertinya masih menjauhkan Dhawiya dari profesi yang amat diinginkannya itu. Padahal, jika dilihat dari faktor kedua orangtuanya, tak akan susah bagi Dhawiya untuk menembus dunia rekaman. Bagaimana tidak, almarhum ayahnya, Zaedun Zeth, adalah pemusik sekaligus orang dibalik kesuksesan Elvy dan Rhoma Irama di era 80-an.
“Kalau soal rekaman, sebenarnya sejak aku masih SD sudah masuk rekaman. Tapi, enggak ada album yang keluar,” ceritanya bersemangat. Saat duduk di kelas 6 SD, Dhawiya mengaku sudah pernah merekam lima buah lagu, tapi proses rekaman itu tak berlanjut lantaran tiba-tiba dirinya terkena penyakit sinusitis. Saat kelas 2 SMP, sang ayah mencoba memperbaiki lagi rekaman yang sempat terbengkalai itu, tapi gagal lagi karena suara Dhawiya yang memasuki masa pubertas berubah.
Tahun 2002, ketika Dhawiya duduk di bangku SMA, orangtuanya membuat sebuah studio rekaman di rumah. Bersama sang ayah, Dhawiya kembali membangun mimpi menjadi seorang penyanyi. Rencananya, lagu-lagu lama milik Elvy akan diaransemen ulang dan dinyanyikan oleh bungsu dari enam bersaudara ini. Tak disangka, hanya seminggu setelah rencana itu dibuat, tepatnya pada 26 September 2002, Zaedun meninggal dunia. “Bayangkan bagaimana geregetannya aku, mau rekaman tapi selalu gagal. Ha ha ha.”
Meski selalu gagal, tapi ia mengaku tak akan menyerah. Apalagi, di tahun 2008 lalu, bersama sang kakak, Wirdha Sylvina, ia pernah menjuarai kontes menyanyi Super Soulmate yang ditayangkan Indosiar. Keberhasilannya dalam acara ini semakin menambah rasa percaya dirinya. “Di acara ini, kan, orang jadi tahu kalau aku bisa menyanyi. Sekarang, tinggal membuat rekaman beneran. Entah itu single atau album, harus bisa,” ujarnya penuh tekad.
Saat ini, Dhawiya tengah sibuk mempersiapkan diri untuk masuk dapur rekaman. Walaupun belum tahu kapan hasilnya akan keluar, karena manajemennya masih sibuk menentukan lagu yang pas dengan karakternya, Dhawiya mengaku sangat optimis, rekaman kali ini tak akan gagal lagi. “Orang-orang sudah mengenal aku sebagai komedian, jadi aku enggak akan menghilangkan unsur itu. Tapi, orang juga tahu aku anaknya Ratu Dangdut, jadi unsur mama juga tak akan kuhilangkan,” janjinya.

“Nyasar”
Jadi Komedian
Keinginan Dhawiya menjajaki dunia tarik suara sebenarnya sudah diketahui dan didukung penuh seluruh anggota keluarganya. Maka, ketika karier Dhawiya justru berbelok ke arah komedi, seluruh keluarganya menyebut Dhawiya tengah ‘kesasar’. “Kalau dipikir-pikir, memang karierku yang sekarang ini berawal dari ketidaksengajaan,” katanya.
Suatu hari di tahun 2005, pemain sinetron muda Asya Shara yang masih saudara dengannya mampir ke rumah setelah menjalani kasting untuk program Extravaganza ABG . Tertarik, Dhawiya pun mengikuti jejak Asya untuk kasting. Ternyata pihak Trans TV suka dan langsung mengontraknya untuk main di Sketsa Komedi . Lewat acara ini, tutur Dhawiya, wajahnya mulai dikenal orang. Kini, tawaran sinetron dan presenter juga menghujaninya. Belakangan, gaya kocaknya juga bisa disaksikan di Take A Celebrity Out Indosiar. “Kebanyakan konsep acara yang melibatkan aku, ya komedi.”
Untungnya, meski dianggap kesasar, Dhawiya mengaku menemukan kenikmatan saat menghibur penonton dengan lawakan-lawakannya. Ia pun menyebut pekerjaan ini menyenangkan, karena ia dibayar untuk melakukan sesuatu yang santai. Bahkan, melawak terkadang manjur untuk menyembuhkan sakit hati saat dirinya sedang sedih. “Suatu hari aku bertengkar hebat dengan seorang teman, tapi harus syuting Extravaganza ABG . Karena dituntut untuk bikin orang tertawa dan melihat reaksi para penonton, aku jadi seneng lagi.”
Banyak juga yang lalu bertanya-tanya, darimana Dhawiya bisa melawak sedemikian lucunya? Rupanya, dibalik keanggunan Elvy Sukaesih yang kerap terlihat di panggung, orangtua Dhawiya ini ternyata sangat humoris. “Alamarhum papa dulu hobi menceritakan kisah-kisah lucu. Mama juga pandai ngelucu . Dia bisa menirukan berbagai suara, lho .”

Pede Meski Gede
Selain gaya bicaranya yang ceplas-ceplos, banyak yang mengingat Dhawiya karena tubuhnya yang gede namun tetap memiliki gaya pede . Dhawiya sendiri mengaku sudah memiliki tubuh subur sejak kecil. Dulu, ia memang sempat malu dan tak nyaman dengan bentuk tubuhnya. Apalagi, dari semua wanita dalam keluarganya, hanya dialah yang memiliki tubuh besar.
“Aku ingat, dulu Mama dan kakak-kakakku sering pergi ke luar dengan baju bagus dan tubuh langsing bersama-sama. Aku memilih tinggal di rumah karena minder. Setelah mereka pergi, aku nangis sendiri di dalam kamar,” kenangnya.
Hingga SMA, Dhawiya mengaku masih sering sakit hati dan menangis jika ada yang mengolok-oloknya dengan sebutan gendut. Rasa percaya dirinya sedikit demi sedikit terbangun setelah dirinya berhasil masuk ke dunia hiburan tanah air. Bahkan, setelah mengumpulkan keberanian, Dhawiya berani mengubah pandangan keluarganya yang kerap menilai orang dari kecantikan luar saja. “Aku bilang ke Mama dan kakak-kakakku, Allah sudah menggariskan aku seperti ini. Siapa tahu, kalau aku langsing, bisa jadi aku berubah jadi sombong dan takabur. Lama-lama mereka mau mengerti.”
Hal lain yang membuat Dhawiya semakin percaya diri adalah dukungan dari para penggemar. Ia mengaku baru menyadari, di luar sana banyak yang mengalami permasalahan yang sama sepertinya, dihakimi orang karena bentuk tubuh yang tidak langsing. Banyak dari mereka yang curhat kepada Dhawiya lewat Facebook atau telepon ke rumah, bertanya bagaimana caranya agar tampil pede meski bertubuh besar. Sebagian lainnya, berkonsultasi kepadanya, bagaimana cara memilih pakaian yang cocok dengan tubuh besar. “Kadang aku sampai menangis saat membaca curhat mereka. I’ve been there , aku pernah merasakan yang mereka rasakan. Aku selalu mengingatkan mereka untuk tidak pernah berhenti bersyukur.”
Melihat mereka yang bernasib sama sepertinya, Dhawiya pun akhirnya punya mimpi lain. “Aku ingin membuat butik yang menjual baju-baju modis khusus untuk yang bertubuh besar. Pokoknya, biar orang gendut tetap bisa tampil keren dan pede .”

LANTAI 13

Luna (Widi Mulia) adalah wanita yang selama setahun menganggur dan akhirnya, salah satu CV yang ia kirimkan diterima. Ia diterima untuk panggilan kerja di sebuah perusahaan Imperindo Visitama di Lantai 13 sebuah gedung kantor Imperial. Luna datang bersama pacarnya yang seorang jurnalis, Rafael (Aryo Wahab) yang terus menerus menanyakan kepada resepsionis mengenai ribut-ribut seorang perempuan yang kesurupan di depan pintu kantor. Kemudian setelah Rafael meninggalkan Luna untuk meliput kejadian ribut itu, seorang wanita cantik dan ramah bernama Laras (Virnie Ismail) memperkenalkan diri sebagai sekretaris Imperindo dan mengajak Luna masuk ke dalam lift menuju Lantai 13. Di Lantai 13, Laras menjelaskan bahwa prosedur penerimaan adalah melalui direkturnya sendiri, dan lantai 13 terlihat agak berantakan karena dalam masa renovasi. Luna memasuki sebuah kamar dimana duduk 12 gadis lain. Setelah ia duduk, Luna merasakan ada yang aneh, tidak ada satupun gadis itu yang berbicara sama sekali. Lalu, lampu mati-nyala berkali-kali dan berakhir menyala kembali dengan hasil, ke-12 gadis itu sudah menghilang. Merasa ada yang tidak beres, Luna segera lari keluar menuju lift. Dijalan menuju lift ia dikejar ke-12 gadis itu. Luna segera memasuki lift dan turun kebawah, dan melihat tombol lift yang tidak mencantumkan tombol 13 sama sekali. Akhirnya Luna berhasil kembali kebawah. Rafael diceritakan pengalaman, tapi urung percaya. Apalagi Lantai 13 ternyata tidak ada di gedung ini. Luna, masih merasa terteror, ditemani Rafael ke lantai 14 dimana Imperindo berada dan berkenalan dengan Ibu HRDnya Siska (Bella Esperance Lee) dan direktur utamanya Albert (Lucky Hakim) yang merangkap sebagai pemilik gedung. Wawancara itu menyimpulkan, bahwa undangan kerja yang ditujukan kepada Luna seharusnya dikirimkan setahun yang lalu. Tulisan lantai 13pun dianggap salah tulis.
Keesokannya Luna mulai bekerja dan merasa betah. Namun Rafael yang menjadi tertarik mengusut berita seputar Imperial, mengatakan Luna lebih baik untuk tidak bekerja disana. Luna ditempatkan di kursi sekretaris Pak Albert. Saat pagi ia menaiki lift, ia sampai lagi di lantai 13, kali ini ia melihat 12 gadis, Laras, dan satu orang lagi. Lalu Luna kembali ke depan lift utama secara tiba-tiba. Siangnya, karena merasa terteror oleh masalah penglihatannya, ia mendiskusikan hal tersebut dengan Pak Albert sepulang teman Pak Albert yang berjasa bagi perusahaan, Kuntara (Tio Pakusadewo). Luna merasa Kuntara adalah orang yang ia lihat di lantai 13. Pak Albert mengatakan semua itu hanyalah ilusi. Keesokan siangnya, ditengah makan siang bersama teman-temannya, Luna ditelepon Rafael bahwa dinyatakan seorang pria bernama Ilfan hilang. Ilfan adalah pacar Caca, perempuan yang kesurupan di awal film. Seusai makan siang, di kantor, Pak Albert pergi, membuat Luna dipanggil Inge (Ivy Batuta) dan Widi (Dhawiya Zaida), mereka ngerumpi soal pengalaman seram yang mereka dapatkan di gedung Imperial. Sampai pada giliran Luna, Luna menceritakan semua pengalamannya di lantai 13. Setelah itu, Siska datang dan membubarkan semuanya. Sampai ia menuruni tangga dan bertemu hantu. Keesokannya ia tidak masuk kerja.
Pak Albert menjadi gampang naik darah karena urusan hilangnya Ilfan dan Caca yang membuatnya terseret ke polisi. Ia menyuruh Luna untuk mengambil arsip Caca di ruangan Siska. Luna yang melihat-lihat arsip, menemukan dua belas arsip yang ditumpuk, dan arsip Laras. Luna heran dan menanyakan perihal arsip-arsip wanita yang ternyata sama dengan gadis-gadis yang ia lihat di Lantai 13. Ia takut karena semua arsip gadis-gadis itu, melamar sebagai sekretaris, sama seperti dirinya. Luna meminta Albert untuk menemaninya mengecek pintu tangga darurat yang pernah Luna lihat, bisa masuk ke Lantai 13. Albert menyetujuinya dan nanti sore akan menemani. Di kantor Rafael, Rafael mengecek undangan surat Luna yang sekarang dan setahun yang lalu. Pembantu Luna memberikan undangan setahun yang lalu itu, yang ternyata belum diberikan kepada Luna lewat dari tanggal yang tertera. Undangan satu tahun yang lalu berisi informasi, tetapi, undangan yang Luna terima sekarang, hanya tercantumkan kop perusahaan saja. Tapi Luna bisa melihat isi undangan itu, entah bagaimana caranya. Kemudian Rafael mencocokkan undangan ini dengan berita seputar Kuntara yang terkenal sebagai penyelaras tumbal. Rafael mencium adanya bahaya dan menelepon Luna yang tengah bersama Albert menuruni tangga darurat, dan langsung pergi menjemput Luna. Sinyal tak bisa mencapai dan Luna akhirnya memasuki Lantai 13 bersama Albert. Luna tiba-tiba terjatuh dan menyaksikan apa yang sebenarnya terjadi setahun yang lalu.
Lantai 13 benar-benar ada. Lantai itu hanya bisa dicapai dengan tangga darurat dan dengan magis, bisa mengantar 12 gadis dan Laras ke lantai tersebut dengan menggunakan lift. Lalu, saat Laras mengadakan briefing kepada 12 gadis tersebut, mereka semua keracunan dan meninggal. Laras tidak mengetahui apa yang terjadi sebenarnya. Sang pemilik gedung, Albert, rupanya ingin kantornya yang ditempati banyak makhluk halus bisa tenang, sekaligus bisnisnya lancar. Ia menyewa Kuntara untuk melancarkan datangnya cita-cita tersebut. Kuntara berkata bahwa tumbal 13 gadis yang dimatikan dalam waktu yang bersamaan akan membuat hal tersebut terjadi. Namun, Luna yang seharusnya menjadi gadis ke-13, tidak datang, terpaksa Albert membunuh Laras yang selama ini dekat dengannya. Sebelum mati, Laras berkata bahwa ia mengandung anak Albert. Albert membawa Luna ke tumpukan mayat 13 gadis. Albert menceritakan kebenciannya kepada Luna karena ialah sebab Laras mati. Kuntara mempersingkat prolog Albert, dan Albert siap menusuk Luna dengan linggis. Rafael berhasil masuk ke kantor, ke lantai 14, dan menuruni tangga darurat, tapi pintu lantai 13 terkunci. Saat Albert ingin menusuk, suara Laras menggema, ia berkata bahwa, arwahnya yang seharusnya dipasung Kuntara, ternyata bebas karena Kuntara memasung arwah bayi Laras. Laraspun bisa gentayangan dan memperingatkan Luna selama ini. Kuntara dibunuh di lantai 13 sementara Albert di lift. Luna akhirnya bisa terbangun dari kelumpuhannya, keluar lewat tangga darurat dan bertemu Rafael, segera pergi dari gedung itu.
Film berakhir dengan seorang calon pegawai baru (Maia Estianty) di sebuah gedung pencakar langit lain. Ia menunggu turunnya lift. Lift terbuka dan ia masuk lift tersebut, ketika pintu menutup tiba-tiba Kuntara berada di sebelahnya.
[sunting] Pemeran
  • Widi Mulia sebagai Luna
  • Aryo Wahab sebagai Rafael
  • Lucky Hakim sebagai Albert
  • Virnie Ismail sebagai Laras
  • Tio Pakusadewo sebagai Kuntara
  • Bella Esperance Lee sebagai Siska
  • Ibnu Jamil sebagai Ilfan
  • Ivy Batuta sebagai Inge
  • Dhawiya Zaida sebagai Widi
  • Irwansyah sebagai Berto
  • Daus Separo sebagai Satpam
  • Maia Estianty sebagai Calon Pegawai Baru (ditulis di kredit sebagai 'New Victim'/Korban Baru)